Tami Punya Karya

Tami Punya Karya. "Tulisan yang ada di sini semua adalah hasil inspirasi yang ditangkap lewat ANGIN dan SUARA HATI."

Minggu, 19 Desember 2010

Dua Cangkir Teh Hangat

“Aku harap ada waktu untuk aku, kau, dan 2 cangkir teh hangat. Sepotong fajar akan menemani kita. Itu saja cukup.”

-Tami


Ada kata-kata yang sering aku utarakan pada seseorang, sering aku berceloteh: “Udah lama ya Kak kita nggak ngobrol.” Atau, “Kak, aku pengen ngobrol banyak sama Kakak.” Ah, semoga kau tak bosan mendengar kata-kata itu. Aku akan terus mengatakannya sampai kita benar-benar bisa merangkai kata bersama.

Bukan hanya sekedar celotehan, tapi memang aku ingin sekali berbincang dengannya. Banyak yang ingin aku sampaikan padanya, banyak yang ingin aku diskusikan dengannya, banyak yang ingin aku tahu darinya. Aku hanya ingin kita berbincang-bincang santai saja, tersadar bahwa aku dan dia tidak pernah berbincang-bincang panjang sebelumnya. Hanya ada kata-kata tegur sapa basi yang sering kudengar dan kukatakan padanya. Tatapan mata tidak cukup untuk menjelaskan semuanya bukan? Walaupun terkadang aku bisa menangkap gerak-gerik tubuhnya, intonasi suaranya yang seakan menjelaskan apa yang ingin dia sampaikan, tapi itu semua masih belum cukup. Bisakah kita menguatkannya dengan bingkai kata-kata? Agar semua menjadi jelas.

Mungkin memang alam belum berkonspirasi dengan tuannya untuk “memepertemukan” aku dan dia. Namun aku masih terus menapaki jejak-jejaknya, walaupun terkadang jejaknya tak berbekas ataupun samar. Lelah? Tentu saja! Tak jarang aku menghapus jejaknya!

Kau tahu, untuk kesekian kalinya aku katakan padamu, bahwa aku hanya ingin berbincang dengannya, sederhana bukan?

“Aku harap ada waktu untuk aku, kau, dan 2 cangkir teh hangat. Sepotong fajar akan menemani kita. Itu saja cukup.”

Aku tidak meminta banyak waktumu, waktuku dan waktumu hanya sebatas dua cangkir teh hangat, tidak lebih. Dua cangkir teh hangat untuk berbincang-bincang, menjelaskan dan memahami apa yang telah kita rasakan selama ini. Sepotong Fajar aku kira cukup indah untuk menemani kita, ia saja malu menatap kita, diam-diam, pelan-pelan, kembali ke peraduannya, enggan menguping pembicaraan kita. Seakan-akan ia cemburu.

Aku tidak akan membiarkanmu menambah satu cangkir teh lagi, karena itu akan memperpanjang perbincangan dan membuatmu mengarang kata-kata. Aku juga tak rela jika secangkir teh itu tidak kau habiskan, kerena aku takut ada kata-kata yang masih kau sembunyikan. Untuk itu, nikmatilah secangkir teh hangat ini dengan rasamu, jangan terburu-buru. Nimatilah.

Ketika Teh dicangkirmu dan dicangkirku sudah mulai dingin dan tinggal setengah, aku berharap kau dan aku tidak bersikap dingin layaknya teh itu, tapi justru tersenyum menghabiskan sisa teh dan mengantarkanku pulang seiring tenggelamnya sang fajar. Saat itu aku yakin, kau telah mengambil keputusan yang tepat dan terbaik untuk kita.

“Kita tinggalkan dua cangkir kosong dan fajar yang mulai terlelap, namun kehangatan itu akan terus terasa di hati ini.”

Entah kapan, suatu saat aku ingin berbincang denganmu J


Jatinangor, 19 Desember 2010

13.41 WIB

Utami Ramadhanti

Selasa, 07 Desember 2010

Tak Ada Ujung


Di bawah rinai hujan

lambaikan tangan

mengejar awan

langkahku enggan

kutarik sampan

berlayar menuju pekan

tak ada ujung sampai rembulan

pegang erat lengan

ntah sampai kapan

kembali berjalan

pelan, mencari kawan

rapuhkan dahan

tuli pada bisik setan

gentarkan angan


Utami Ramadhanti

Jatinangor, 07 Desember 2010

07.20 WIB


SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH!

Jangan pernah menyerah mengejar mimpi :)

Senin, 06 Desember 2010

Satu Rasa

Kau tatap saja tidak

apalagi menyentuh

bungkam

kau kepal tanganmu

tersengal

angin enggan sampaikan salamku padamu

angin enggan menyentuh jari kelingkingmu

Simfoni alam tak mainkan nadanya

hati kita jauh

langkah kita dekat

aku takkan hapus jejakku, tidak juga jejakmu

berbaliklah, aku masih di sini

berbaliklah, aku tunggu mata elang itu

berbaliklah, satu kata saja

agar alam berkonspirasi

dan kita satu langkah


Utami Ramadhanti

Jatinangor, 05 Desember 2010

21.00 WIB

Jumat, 03 Desember 2010

Gelembung Sabun

“…Walaupun kau kini bukan seorang bocah, coba kau mainkan gelembung sabun itu. Satu tiupan, dua tiupan, tiga tiupan, empat tiupan, lima tiupan. Kau akan tersenyum lepas, layaknya bocah. Melupakan sejenak kepenatanmu. Just try it guys :).”
-Tami


“Mba…aku lagi sedih.”

“Mba…pengen nangis.”

“Mba…lelah!”


Teringat, selalu saja aku mengganggu Mba dengan kata-kata seperti itu. Karena bagiku, seorang kakak pasti bisa menyejukkan hati adiknya yang lagi gelisah. Dan tentu saja, Mba BISA merangkulku dengan baik. Ini teruntuk Mbaku tersayang, Mba Puspa. Yang selalu mengajakku bermain gelembung sabun di dunia maya kalau suasana hatiku sedang tidak baik. Thanks sist :)


Lagi, jadi kebiasaan. Kalau suasana hati lagi nggak baik, sering kali kedapetan berbisik dan teriak di samping teman baikku “Pengen main gelembung sabun, pengen beli gelembung sabuuuuuuuuuuuuun.” Tak jarang aku mengganti profil picture FB dengan gambar bocah lagi main gelembung sabun, atau mengganti status dengan “pengen main gelembung sabun.” Haha…terkesan nggak penting ya! Btw, selama ini mau beli gelembung sabun yang simple susah nyarinya di mana. Yang ada malah yang model tembak-tembakan, nggak seru ah, atau yang di botol aqua gede yang sering dipamerin di pinggir jalan, nggak seru juga ah. Pengen yang di botol kecil itu lho, hehe. Biar bisa dibawa ke mana-mana. Bocah banget dah :D. Hedeeeeeeh…kok malah curhat ya. Melankolis sekali saya!


Aku bermain gelembung sabun? Mmm…bukan karena masa kecilku dulu kurang bahagia, bukan juga karena aku childish. Aku sering memainkannya waktu kecil. Baik itu dibeli, dibuat dari air sabun, bahkan buat sendiri dari lendir kembang sepatu. It was nice!


Aku bermain gelembung sabun? Ya…karena berbagai alasan. Tentu saja alasan yang membuat kondisi hati saya menjadi tidak baik. Maklum, aku sudah hampir meninggalkan masa remaja dan akan memasuki masa dewasa, banyak sekali hal-hal yang bertambah rumit dan harus dihadapi. Mungkin, menarik nafas dengan berat bisa menggambarkan sedikit beban yang kita emban sekarang ini.


Sampai sekarang gelembung sabunnya belum terbeli, soalnya modelnya nggak sesuai dengan yang aku inginkan, hehe.


Iri liat bocah yang lagi main gelembung sabun. Jika kalian menemui bocah yang lagi main gelembung sabun, coba deh perhatikan mereka dengan seksama. Dengan wajah polosnya, mereka terlihat antusias untuk meniup. Biasanya tiupan pertama gelembungnya belum keluar, karena tiupannya terlalu kuat. Dilanjutin dengan tiupan kedua, biasanya gelembungnya keluar, tapi kecil-kecil seperti busa yang keluar kalau lagi sampoan, karena waktu meniupnya buru-buru, nggak sabaran pengen lihat gelembung sabun yang banyak dan gede-gede. Masih dengan wajah geregetan, mereka mencobanya lagi, kali ini dengan tenang, sabar, dan senyum. Perlahan mereka meniupnya, dan ternyata gelembung sabunnya keluar dengan indah. Tiupan keempat, kelima, dan seterusnya…gelembung sabunnya udah terbang kemana-mana, pecah bak mengerdipkan mata dan membuat orang disekitarnya menaikkan kedua bahu mereka, memicingkan kedua mata mereka, tersenyum, dan tertawa kecil. Kemudian berkata, coba lagi, coba lagi, coba lagi!


Senang sekali rasanya kalau lagi melihat bocah-bocah itu, senang sekali rasanya kalau mengingat masa-masa itu, dan senang sekali rasanya jika bisa memainkannya lagi. Hanya gelembung sabun, gelembung sabun yang sekejap bisa hilang bisa membuatmu senang dan ceria!


Bagiku, gelembung sabun yang bisa hilang sekejap itu, bukan sekedar gelembung sabun lho. Kalau dipikir-pikir lagi, kenapa aku bisa senang, ceria, atau bahkan bahagia ketika bisa melihat dan memainkannya itu karena keindahan di balik gelembung sabunnya. Ada berbagai dimensi warna di dalamnya, seperti pelangi, ia menari di atas udara, kemudian pecah. Pecahnya juga anggun sekali. Membuatku bedecak kagum, jika melihatnya dengan seksama. Seakan-akan segala kepenatan dibawa terbang gelembung sabun, lalu pecah dengan anggun di udara. Menyenangkan sekali melihatnya!


Gelembung sabun itu seperti kebahagiaan. Sering mendengar kata-kata ini kan? Kebahagiaan itu sejatinya ada di dalam diri kamu sendiri, maka ciptakanlah.” Ya…seperti ketika kau memainkan gelembung sabun, maka kau juga menciptakan kesenangan, keceriaan, bahkan kebahagiaan untuk dirimu sendiri dan orang yang ada di sekitarmu :). Bumbu kebahagiaan itu ketenangan, kesabaran, keikhlasan, dan senyum. Bukankah untuk menghasilkan gelembung sabun yang indah, banyak, dan besar kau harus meniupnya dengan tenang, sabar, dan tak jarang kau tersenyum kecil. Apabila gelembung sabunnya masih belum seperti yang kau inginkan kau terus berusaha untuk meniupnya lagi, dan lagi. Ah…disadari atau tidak kau polos sekali waktu itu, ZERO. Ada nilai keikhlasan bukan?


Itulah, mengapa aku suka sekali dengan gelembung sabun. Memberiku luang untuk menikmati kepolosan diri, membawaku sejenak ke alam imajinasi, melupakan sejenak kepenatan dunia, menyadarkanku kembali bahwa HIDUP INI INDAH dan PENUH WARNA, tinggal bagaimana kita menyelaraskan diri dengan alam ini saja, tinggal bagaimana kita memandang semua dengan berbagai dimensi. Ya, hanya dengan bermain gelembung sabun, kau dapat menikmati siapa diri ini :)


"Sebelum niup gelembung sabun, make a wish dulu, liat pemandangan ke depan, lalu tiupkan harapanmu dalam gelembung. Semoga jadi doa yang didengar semesta dan dikabulkan Allah. Amin :)."

-Mba Puspa-


"Kau masih bisa seperti bocah yang tanpa beban!"




Utami Ramadhanti

Jatinangor, 03 Desember 2010

07.41 WIB

Senin, 22 November 2010

KAU

kau mengajari aku membuat semburat pelangi

kau mengajari aku menatap matahari

kau mengajari aku menyentuh bulan

kau mengajari aku menggenggam angin

kau mengajari aku menari di ombak

kau mengajari aku memetik bintang

kau mengajari aku menjangkau langit

kau mengajari aku memutar badai

kau mengajari aku menantang petir

kau sosok di balik tirai langit

bak oksigen

berelaras dengan alam

tak berjarak

diam-diam mengintai



Utami Ramadhanti

Jatinangor, 22 November 2010

17.07 WIB

Kamis, 18 November 2010

Bidadari-bidadari Surga

Bagaikan rembulan jatuh di pelupuk mata

Bintang-bintang menghiasi wajah

Bermandikan cahaya matahari

Memukau

Tak berjejak di bumi

Tak tercium di udara

Tak terlintas

Intip saja ia dari balik tirai surga

Ada mutiara di balik selendang sucinya

Anggun

Tak bermahkota

Tak bersayap

Duduk dalam penantian

Engkau, bidadari-bidadari surga



Utami Ramadhanti

Jatinangor, 17 November 2010

19.49 WIB

Sabtu, 13 November 2010

Di Pelataran Senja
















Ini sudah kesekian kalinya

bukan kebetulan

alam berkonspirasi dengan tuannya

saat itu, kau sapa aku di pelataran senja

langit merona merah

mentari tersipu malu

kau tatap mataku

berdegup

senja makin larut

kau tinggalkan jejakmu

berbekas

di pelataran senja

aku menunggumu


Utami Ramadhanti

Jatinangor, 13 November 2010

20.21 WIB

Minggu, 17 Oktober 2010

Sahabat di Perempatan Jalan

Urat-urat bebanmu jelas terlihat

Matahari memotret wajah peluhmu

Teriakanmu menggetarkan rongga-rongga langit

angin menyampaikan anganmu pada Tuhan

Kentara sekali jejak-jejak kakimu di setiap perempatan jalan

berbekas!

Hujan takkan menghapus jejakmu

Kau tegar, setegar batu karang

Bumi ini milikmu kawan

setiap butir keringat perjuanganmu jatuh di tanah ini!

kau membentur bebalku!


Jangan takut tak ada lagu, kau bisa bersiul

jangan takut tak bisa tidur, ada bintang dan suara jangkrik

jangan takut tak tahu apa-apa, banyak koran berserakan

jangan takut ini, jangan takut itu

kau seorang Aktor dan aktris, baca scripmu, mainkan peranmu

Tuhan sutradaranya


*Teruntuk sahabat-sahabatku di perempatan jalan sana, semoga Allah memudahkan dan melancarkan segala urusanmu, semoga Allah selalu melindungimu.


Utami Ramadhanti

Jatinangor, 17 Oktober 2010

20.11 WIB


Sabtu, 09 Oktober 2010

Sang Bocah


Berjalan dibalik tirai hujan

berlari mengejar semburat pelangi

Melompat menyentuh langit jingga

Berteriak menggemparkan bumi

Lalu, mengepalkan tangan

Menggenggam dunia


Kau bocah di pematang senja

Mengukir mimpi lewat kertas dan benang

Kemudian menarik ulur tali

melawan arus angin

Layanganmu polos kawan, namun ia sampaikan mimpimu pada Tuhan

Tetaplah seperti itu.


Utami Ramadhanti

Jatinangor, 09 Oktober 2010

21.00 WIB

Jumat, 20 Agustus 2010

Sendu

Aku berlari jauh

Memasuki lorong terdalam

Terengah, menyibak tirai nurani

Ah, pekat sekali, pekat sekali di sini!

Banyak keping-keping berdebu

Kugenggam keping merah, berdarah!

Meringis, tak sanggup berlari ke dalam lagi

Aku telah kalah di peraduan

Menengadah, nanar, berbisik

Angin, hempaskan keping-keping berdebu ini

Mentari, sinari tirai nurani ini

Rembulan, lembutkan pekat-pekat ini

Jika tidak, kemana lagi aku harus berlari?









Utami Ramadhanti

Jambi, 16 Agustus 2010

09.16 WIB

Sabtu, 14 Agustus 2010

Kenapa Kau Tidak

Mentari berani bersinar tajam
Bintang tak malu berkedip
Rembulan rendah hati menyapa lembut
Kenapa kau tidak?

Bumi, galaksi, berputar berlawanan jarum jam
Malaikat pun berputar mengelilingi arsyNya
Kenapa kau tidak?

Hamparan langit cerminan samudera
Rerintikan hujan memantulkan irama dalam keheningan
Warna pelangi mengukir paras mendung
Kenapa kau tidak?

Ah…Selaksa rasa tak akan membentuk dirimu
Jika kau tak bergeming sedikitpun
Buang rasa acuhmu!
Aku tak melihat mata nanarmu

Jambi, Agustus 2010
Utami Ramadhanti

Rabu, 14 Juli 2010

Salam


Padang pasir itu
Saksi bisu
Pertumpahan darah

Setiap butir pasirnya berdzikir
Karena kaki-kaki berdarah
Karena kaki-kaki bergemuruh
Karena kaki-kaki kaku

Angin panas berdzikir
Karena teriakan berapi
Karena teriakan dendam
Karena teriakan ego

Langit brdzikir
Karena gerakan sengit
Karena gerakan logika
Karena gerakan mematikan

Biar frekuensi 40 hz merekam pertarungan ini
Biar atmosfer bumi menjaganya sampai waktu akhir
Biar malaikat yang menyimpan kepingan kasetnya
Dan biar Sang Maha Raja yang membuka sidang nanti

Allahumma shalli ‘ala Muhammad
Wa’ala aali Muhammad

Utami Ramadhanti
Jambi, 13 Juli 2010
08.26 WIB

Kau dan Aku


Kau tangkap kedua bola mataku
Kau tatap lekat
Hingga menembus mata hati
Diammu bukan diam beku
Diammu bukan diam kosong
kita tidak sedang bersandiwara
Ini perdebatan hati dan logika
Antara kau dan aku
Sendu
Aku kalah
Membisu
Menggenggam amukan
Kau tahu, aku ingin kita berdialog
Menerjemahkan hati ini
Kemana saja kau selama ini?


Utami Ramadhanti
Jambi, 11 juli 2010
19.48 wib

Minggu, 11 Juli 2010

For Someone


“Mungkin kau bukan yang terbaik untukku, tapi kau telah menjadi yang terindah dalam hidupku.” :)
-Tami-

JATUH CINTA. Ah… jangan ditanya lagi, dua kata itu selalu merajai dunia anak muda. Kita semua pasti pernah merasakannya. Itu fitrahnya manusia bukan?

Jatuh cinta? Mmm… coba kalian flash back ke kepingan-kepingan masa lalu, pasti kalian juga pernah merasakan apa itu FIRST LOVE. Atau kalian sedang merasakannya sekarang? Coba ingat-ingat lagi bagaimana rasanya. Aha... pasti semua jadi campur adukkan? Untuk pertama kali pasti hati ini sangat berbunga-bunga :D. Full colour dah! Merasa senang, bersemangat, lebih memperhatikan penampilan, and so on. Pokoknya dunia serasa indaaaaaaaaaaaaaaaah.

Kalau sudah begitu, kelanjutannya adalah SMSan, telpon-telponan. Bahasa universal yang sering di pakai itu: jangan lupa makan ya, jangan lupa shalat ya, lagi ngapain?, met bobo’ ya, and so many lah :p. kelanjutan berikutnya adalah menyisihkan waktu untuk KETEMUAN. Ya… biasalah makan sambil ngobrol.

Komunikasi dan interaksi yang sering dilakukan membuat kita lebih saling mengenal satu sama lain. Terkadang kita juga cepat sekali menyimpulkan bahwa dia pasangan yang tepat dan cocok. Padahal belum nyampe satu bulan kita mengenalnya. Biar kutebak, perhatian dan rayuan maut atau bahasa bekennya GOMBAL yang membuat kita sering langsung LULUH kayak batu es meleleh, leh, leh. Atau, sederhananya, dia adalah orang PERTAMA yang berkelakuan aneh atau menarik perhatianmu dengan caranya sendiri. Sehingga hatimu luluh. Hal ini yang membuatmu suka, sayang, kemudian jatuh cinta kepadanya. Oya… bagiku mudah untuk menyukai dan menyayangi seseorang, namun sulit untuk jatuh cinta!

Cinta pertama? Tidak selalu dan tidak menjamin bahwa hubungan itu menjadi yang pertama dan terakhir. Bagiku, merasakan cinta untuk pertama kalinya tidak selalu identik dengan adanya identitas PACARAN! Rasa itu TIDAK HARUS diikat dengan pacaran kan? Bisa saja kau merasakannya dan menyembunyikannya diam-diam, bisa saja kau merasakannya dan mengatakan padanya dengan atau tidak adanya hubungan. Toh, belum tentu orang yang kita cintai juga merasakan hal yang sama.

Jika diperhatikan, kebanyakan kita menanggapi cinta pertama dengan penuh PERJUANGAN, PENGORBANAN, dan KESETIAAN. Walaupun orang yang kita cintai itu sebenarnya tidak mempunyai perasaan yang sama dengan kita. Satu kata, LEBAY! Haha… aku pun sampai sekarang merasakan hal itu kawan :). Tersadar, bahwa aku menyetujui kalau CINTA ITU BUTA! Mengejar yang tak pasti, mengejar yang sebenarnya belum tentu pantas untuk kita, mengejar yang mungkin tidak lebih baik dari kita. Padahal masih banyak ikan di laut :D. tinggal membuka mata dan hati saja.

Tidak selalu perjalanan cinta pertama itu mulus. LIFE IS NEVER FLAT :P. Banyak orang bilang kalau cinta pertama itu sangat berkesan, SUSAH UNTUK DILUPAKAN. Dan aku sangat menyetujui itu! Memang tidak untuk dilupakan dan jangan coba-coba untuk dilupakan. Biarkan saja, biarkan menjadi kenangan yang indah, menjadi penyempurna kepingan hidup kita. Menjadi sejarah hidup!

Kau tahu, cinta pertama bagiku adalah hal yang sangat menarik. Walaupun saat itu kisah cinta pertamamu tidak mengenakkan atau bahkan menyakitkan! Kenapa? Saat kau merasakan cinta pertama secara langsung atau tidak langsung kau mengerti dan merasakan apa itu cinta dan jatuh cinta, kau juga mengerti dan merasakan bagaimana rasanya sakit hati, kau tahu bagaimana rasa cemburu itu, kau merasakan pertemuan dan perpisahan, kau belajar arti sabar dan ikhlas, kau belajar mengendalikan emosi, pikiran, hati, dan NAFSU. Kau juga belajar mengenal siapa LAKI-LAKI/PEREMPUAN, kau belajar bagaimana menjaga hubungan yang baik, belajar memaafkan, dan banyak lagi. Coba ambil HIKMAHNYA. Ada pesan tersirat yang indah di dalamnya.

Untuk itu, walaupun kisah cinta pertama yang kita rasakan tidak mengenakkan dan menyakitkan, aku tetap akan berkata: AKU TIDAK MENYESAL TELAH MENGENALNYA! Aku tidak menyesal pernah memberi rasa ini kepadanya! Walaupun banyak orang berkata lupakan dia! Banyak yang lebih baik. Dengan tegas aku menjawab TIDAK! dia telah menjadi bagian hidupku dan menambah warna pelangi dalam hidupku :). Dia tetap spesial, mempunyai ruang tersendiri dalam hatiku.

Satu hal lagi yang kuambil dari kata-kata motivator besar MARIO TEGUH. Ketika kita beranggapan bahwa dia tidak pantas untuk kita sayangi, maka buatlah dia menjadi pantas untuk kau sayangi.

Well, walaupun dia bukan yang terbaik untuk kita, walaupun dia kelak bukan jodoh kita, namun DIA TELAH MENJADI YANG TERINDAH DALAM HIDUP KITA :). Karena dia telah mengajari kita secara langsung ataupun tidak langsung arti cinta dan hidup ini. Walaupun hanya sekelumit.

Mungkin Tuhan ingin kita bertemu dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat. Hemmm… HIDUP INI MEMANG PENUH RAHASIA DAN MISTERI, tapi tetap dikemas dengan INDAH. Banyak kejutan di dalamya. So, ENJOY YOUR LIFE :D

For someone: siapapun kamu, TERIMAKASIH untuk semua :’). And thanks for being my friend. You are special for me. Just still be you.

With Love
Utami Ramadhanti
Jambi, 08 Juli 2010
20.38 WIB

Kamis, 08 Juli 2010

My Life = STROBERI

Ada banyak cerita tentang kita kawan.. Jalani saja dulu setiap episode hidup ini (beserta NANO-NANOnya), nantinya, semua akan menjadi sejarah dan kenangan yang mengukir senyum di bibir :). Dan kita benar2 tersadar bahwa itu semua tidak akan bisa terulang lagi.
-Tami-

Seiring alunan musik kesukaan kita, pada saat itu terkadang kita juga memutar kembali memori kenangan kita. Ah, biar kutebak, pada saat itu kita pasti mengguratkan wajah yang sendu. Tersenyum lepas, haru, menitikkan air mata, tertawa geli, atau bahkan hanya diam, tapi menyimpan sejuta rasa. Kita berusaha menghadirkan gambar-gambar masa lalu kita dalam benak kita dan menyamakan alur cerita dengan lagu yang kita dengar saat itu. Agar kenangan itu benar2 bisa terasa di hati. Musik memang ampuh untuk menjelaskan apa yang kita rasakan, terkadang juga menyentil bagian hidup kita. Yang pasti, kita ingin mengingat semua kenangan yang paling berbekas itu dengan tidak meninggalkan satu potongan cerita sekalipun!

Ya…biar musik yang mengantar kenangan itu untuk kembali kita ingat. Lepas dari itu, hmm…banyak cerita yang telah kita buat kawan, banyak episode yang telah kita lewati, dan kini semua telah menjadi sejarah hidup kita masing-masing. Semoga setiap cerita yang paling berharga, dapat diukir pada buku harian, memori, dan hati kita.
Mungkin dapat dimulai dengan kata “INGATKAH KALIAN KETIKA…” Maka semua memori akan hadir kembali :).

-Ketika kita merasakan rasanya jatuh cinta, kemudian masing-masing kita bersorak “CIEEEE…”

-Ketika kita sama2 menjahili teman kita sampai dia benar2 merasa kesal bahkan marah hanya gara2 kita ingin memberinya SURPRISE kecil dan istimewa di hari ulang tahunnya :D.

-Ketika kita jalan bareng, JUST HAVE FUN TOGETHER. “Berfoya-foya” ketika liburan datang dan selesai ujian. Seakan-akan itu semua harus dilakukan dan menjadi tradisi kita.

-Ketika kita kabur dari LES sewaktu SMA. Efek dari kejenuhan siswa SMA kelas 3, hhaa…

-Ketika kita barnarsis ria dalam pelajaran. Jepret sana, jepret sini, ngupil sana, ngupil sini, SMSan, surat-suratan, ngegossiip, TIDUR, yang cowok fokus liat luar jendela, nggak tau mau nyari angin tau liatin cewek :P.

-Ketika kita marah-marah gak karuan karena tugas ini dan itu, guru ini begini, guru itu begitu.

-Ketika ada tugas PENULISAN KARYA ILMIAH sebagai syarat mengikuti UN! Sumpah, ini hal yang benar2 tepontang panting! Hhaa…

-Ketika UN! Ahh…terasa sekali kekompakan kita. Benar2 merasa seperti keluarga besar :P.

Ah, banyak ketika2 yang lainnya yang tidak bisa diceritakan disini! Inilah HIDUP. Mungkin saat kita menjalani satu episode, banyak reaksi di dalamnya. Marah, kecewa, sedih, sakit hati, dan keluhan-keluhan lainnya. Tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan! Atau di episode lainnya kita merasa senang, bahagia. Sesuai dengan keinginan kita. Kadang, kita lupa dengan kata2 ini: “NIKMATI SAJA SETIAP EPISODE HIDUP APAPUN RASANYA.” Karena nantinya, semua episode yang kita lalui itu, dengan berjuta rasa di dalamnya akhirnya akan mengukir senyum di bibir dan di hati. Walaupun kita mengalami kenangan yang menyakitkan sekali pun, aku yakin ketika kita kembali mengingatnya, kita tetap akan kembali tersenyum, karena ada hikmah yang luar biasa di baliknya :). Satu hal lagi yang paling penting kawan, saat kau memutar lagu kesukaanmu dan berusaha menghadirkan kenangan paling berbekas sesuai dengan nuansa lagu itu, maka saat itu juga kau akan benar-benar sadar bahwa kenangan itu TIDAK BISA TERULANG lagi! So enjoy your life guys! Ikuti saja skenario dari Tuhan, Dia sutradaranya, dan kita Artisnya :). Tuhan punya “surprise” di balik setiap episode yang kita lakoni. Dan semua itu akan membuat kita tersenyum jika kita bisa “membaca” skenarioNya dengan baik. Jangan sia-siakan setiap episode ceritamu dengan hal-hal yang nantinya akan membuatmu menyesal :). Hari ini tidak akan sama dengan esok.

Bagiku, hidup ini seperti rasa buah STROBERI. Warnanya yang merah segar itu mempunyai rasa yang manis, namun juga bisa asem. Atau campuran keduanya. tapi aku yakin, kecutnya buah stroberi pernah membuatmu terkejut kecil sambil memicingkan matamu dan mengangkat sedikit kedua bahumu, dan manisnya buah stroberi membuat simpul di bibirmu. Dari kedua rasa itu kau tetap saja suka buah stroberi kan? Atau kau masih menggunakan buah stroberi sebagai pemanis dan penghias makananmu :). Hidup juga gitu, ada manis dan kecut, namun kau tetap mau menjalaninya sadar atau tanpa sadar :D

Sippirillii…My life=STROBERI! I love STROBERRY^^

Utami Ramadhanti
Jatinangor, 25 Juni 2010
08.30 WIB

Polos, namun Berwarna


Anak-anak itu, mereka polos namun berwarna. Ada pesan tersirat di dalam diri mereka.
-Tami-

ANAK-ANAK. Mendengar kata itu sering kali yang tergambar di benak kita adalah POLOS. Ya, mereka polos sekali. Sering kali kepolosan mereka membuat kita tersenyum dan tertawa lepas. Membuat kita senang berada di dekat mereka. Tapi, tahukah kalian kawan, mereka itu polos, namun berwarna. Ada pesan tersirat di dalam diri mereka. Banyak kepolosan-kepolosan mereka yang kita tangkap, kepolosan-kepolosan itu yang akhirnya menghadirkan banyak warna, dan apabila kita bisa “membaca” mereka dengan baik, maka kita dapat mengerti mereka, serta dapat menerjemahkan pesan tersirat yang ada di dalam diri mereka. Pesan tersirat yang mungkin bukan dari anak-anak itu, tapi bisa saja pesan dari malaikat atau bahkan TUHAN! Anak-anak itu bisa saja hanya menjadi perantaranya :).

Coba kalian perhatikan anak-anak itu dengan lekat. “Baca” mereka. Jangan hanya gunakan mata saja, tapi juga gunakan mata hati kita. Jangan hanya gunakan logika saja, tapi juga gunakan perasaan kalian. Mmm…mungkin jangan di perhatikan saja, tapi cobalah untuk membaur dan berinteraksi dengan mereka. Pasti kepolosan-kepolosan mereka membuatmu merasa senang atau terkadang membuatmu merasa geram dan jengkel! Biasanya yang membuat kita jengkel dengan mereka adalah karena pertanyaan berenten yang jawabannya tidak kita ketahui atau yang belum sepantasnya mereka ketahui atau bahkan kita sulit memilih diksi yang sesuai untuk mereka. Selain itu, mereka juga sulit untuk diatur, banyak maunya, suka berisik, apalagi kalau sudah menangis dan merengek-rengek! Aih, aih, mulai panik dan ngedumel lah kita :D. Oke, mari kita telisik. Kenapa sih mereka suka berulah alias rewel? Ya…mungkin karena mereka sudah mulai lelah, jenuh, ngantuk, dan yang pasti mereka tidak mendapat apa yang mereka inginkan. Tapi, di sisi lain ketika kita sedang menghadapi anak-anak yang sedang berulah (rewel) dan kita mulai ngedumel, coba dengar suara hatimu kawan, dengar lebih seksama. Hei…bukankah Allah ingin kita bersikap SABAR dan IKHLAS? Bisa saja anak-anak itu berulah (rewel) karena kita tidak sabar dan ikhlas menghadapi mereka.

Sama halnya ketika anak-anak itu membuat kita senang. Senyum mereka, tawa mereka, dan tangis mereka yang lepas tanpa beban, membuat kita tersenyum dan tertawa dengan spontan. Aku jadi berpikir, sudah berapa kali aku tidak tersenyum, tertawa, dan menangis dengan lepas seperti mereka? Tersenyum, tertawa, dan menangis tanpa memikirkan apapun, tanpa beban! Lebih sederhananya melakukan itu semua dengan IKHLAS, TULUS, DAN SABAR. Bukankah keikhlasan, ketulusan, dan kesabaran itu yang membuat diri kita sendiri menjadi bahagia, bahkan orang lain pun kecipratan ikut bahagia :). Ah…pantas saja anak-anak itu lebih sering membuat kita senang, bahagia, tertawa, tersenyum. Karena mereka POLOS dan BERWARNA. Polosnya tidak dibuat-buat. Coba kalian lihat mata mereka, matanya memancarkan cahaya kejujuran bukan?

Anak-anak yang berlari dengan layangannya, anak-anak yang tersenyum dengan gulali di tangannya, anak-anak yang pulang ke rumah dengan lumpur di badannya, anak-anak yang menangis dengan kerasnya, anak-anak yang berteriak mainannya rusak, anak-anak yang tertawa dengan gigi ompongnya, dan banyak kepolosan lainnya. Sungguh, mereka banyak memberi pesan tersirat tentang hidup kawan. Dekati dan rangkul mereka :).

Aku mulai belajar untuk mengerti dan mencintai mereka n__n. ketika aku lelah dengan segala kesibukan dunia, aku akan lebih memilih untuk berjumpa dan berinteraksi dengan anak-anak. Mereka mengajarkan aku bagaimana untuk tersenyum, tertawa, dan menangis dengan lepas! Warna yang ada di dalam diri mereka dapat memberiku energi positif untuk melupakan sejenak rasa lelah dan kepenatan hidup.

Anak-anak itu, mereka memancarkan dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain melalui kepolosan mereka :).


Utami Ramadhanti
Jambi, 07 Juli 2010
21.20 WIB

Jumat, 02 Juli 2010

Ini Cerita Tentang Senja dan Aku

“Di saat senja turun, maka kau akan merasakan ketenangan dan kedamaian. Rasakanlah.”
-Tami-


Senja…
Beberapa teman mengatakan kalau aku suka sekali menggunakan kata SENJA dalam tulisan-tulisanku. Ya…bagiku, senja sangat spesial, ia punya makna tersendiri dan berarti untukku :). Kali ini aku akan mendeskripsikan apa itu SENJA secara kasat mata. Senja yang selama ini selalu hadir mengantarkan malam dengan waktu singkat.

Senja…
Sungguh, Bingkainya sangat INDAH kawan. Ia mengantarkan sang fajar untuk turun dari peraduannya, dan langit pun mulai tersipu malu, merona merah karena sang fajar perlahan turun sambil merayu langit. Kini terlihat langit senja berwarna jingga. Burung-burung pun ikut serta mengantar sang fajar turun, mereka terbang membentuk huruf V, indah sekali! lalu kembali bertengger di atas tali listrik, berjejer rapi. Anak-anak kecil yang masih polos pun juga begitu, berlari ke sana kemari dengan tawa khas mereka, berteriak girang. Atau sering kali mereka menyambut senja dengan berlari, berteriak, bersorak sambil memainkan layangan. Sampai akhirnya ibu mereka berteriak memanggil mereka untuk masuk ke rumah, karena senja hampir usai. Langit yang jingga, burung yang bertengger rapi, ibu-ibu yang berteriak memanggil anak-anaknya untuk masuk ke rumah, menghadirkan suasana hening, tenang, dan damai. Tidak ada lagi kesibukan dunia yang di lakukan. Mungkin yang terdengar hanya suara desiran angin atau suara jangkrik. Ya… itu semua kita lakukan, sadar atau tidak sadar hanya untuk menanti AZAN MAGHRIB kawan. Kita menunjukkan rasa hormat, segan, dan takut kita pada ALLAH. Lain hal dengan azan shubuh, zuhur, ashar, dan isya yang berlalu begitu saja. Merasakah kalian kalau azan maghrib mendapat perlakuan istimewa dari kita? Sadarkah kita akan hal ini?

Untuk itu, SENJA sangat spesial untukku kawan :). Benar-benar ada ketenangan dan kedamaian di sana. Coba kalian perhatikan senja esok hari dan rasakanklah atmosfirnya.
Lepas dari itu, aku juga sering menggunakan kata SENJA sebagai perumpamaan, seperti: “susun dalam bingkai senja”, “keeping-keping senja”, dan lain sebagainya. Senja di sini aku ibaratkan seperti kenangan masa laluku. Senja identik sekali berwarna JINGGA, seperti kenangan masa lalu yang identik dengan warna SEPIA :). Ah, banyak cerita dan makna yang terimpan dalam senja kawan, begitu juga dengan kenangan kita.

Senja…
Aku harap kau tetap begitu, setidaknya aku dapat merasakan ketenangan dan kedamaian dalam beberapa jam saja di tengah kepenatan dunia ini.

Utami Ramadhanti
Jatinangor, 02 Juli 2010
08.00 WIB

Kita Bukan Wanita Biasa


“Aku Bukan Wanita Biasa, karena aku ingin menjadi LUAR BIASA di mata Tuhan.”
-Tami-

Sering kita mendengar kata-kata ini: SAYA HANYA MANUSIA BIASA...(bla, bla, bla). Biasanya kata-kata ini kita gunakan untuk merendahkan hati atau bahkan merendahkan diri! Tapi, bagi saya kata-kata ini hanyalah kamuflase atau bahkan formalitas saja. “Saya hanya manusia biasa,” kata2 ini hanya diucapkan banyak orang dengan tanpa sadar dan mereka sendiri tidak mengerti apa esensi mereka mengucapkan kata2 itu.

Hemm…mungkin kita memang hanya manusia biasa di mata orang lain, tapi jadikanlah dirimu menjadi tidak biasa di mata Tuhan dengan mencintaiNya dan melakukan segala sesuatunya karena Dia, melakukan sesuatu kebaikan tanpa harus dilihat atau dipuji orang lain. Maka secara otomatis kita juga akan menjadi sosok yang LUAR BIASA di mata orang lain! Ya, bisa dikatakan itu adalah efek samping atau BONUS dari Tuhan karena kita telah MencintaiNya dan melakukan segala sesuatunya karena Dia. Tidak ada yang sia2 di dunia ini kawan, semua punya NILAI. Cinta kepadaNya punya arti luas lho, cinta kepadaNya berarti cinta pada Rasululullah dan para sahabat serta pendahulunya, cinta kepadaNya berarti cinta kepada sesama, cinta kepadaNya berarti BERTAQWA, dan lain-lain (masih bisa di detail lho).

Ingin sekali rasanya menjadi wanita yang SEDERHANA tapi LUAR BIASA di mata Tuhan. Menjadi wanita sederhana dengan berpenampilan apa adanya (tidak menonjol ataupun nyentrik) sesuai dengan jati diri kita, menjadi wanita sederhana dengan kepribadian yang anggun, menjadi wanita sederhana dengan bersahabat dan bergaul dengan semua orang, menjadi wanita sederhana dengan menjadi diri sendiri. Dan menjadi wanita yang luar biasa di mata Tuhan dengan CINTA kepadaNya dan melakukan segala sesuatunya karena Dia. Wow, GREAT! Mungkin yang lebih tepatnya, WANITA SEDERHANA dengan KEPRIBADIAN yang LUAR BIASA! Aha…pasti kita semua ingin seperti itu kan? Yuk…kita introspeksi diri dan saling mengingatkan :). Berusaha menjadi lebih baik setiap harinya.

Finally, aku selalu bangga mengatakan bahwa aku BUKAN WANITA BIASA! Walaupun mungkin orang tua, adik2, teman2, guru, dosen, sahabat terdekat sekalipun belum mengerti di mana letak BUKAN BIASAnya, hehe… Tapi sampai sekarang aku memang merasa bahwa aku bukan wanita biasa :). Kenapa nggak, toh aku memang berbeda dari yang lain, berbeda dari wanita2 lain. Setiap orang mempunyai kepribadian dan keunikan sendiri kan? Aku berani bilang, kalau hanya ada satu wanita seperti aku :D. mungkin orang2 yang mengenalku dengan baik akan mengatakan: “Untung aja yang namanya UTAMI RAMADHANTI Cuma satu di dunia ini, kalau nggak bisa berabe dah!” hhaa… Ya, BUKAN WANITA BISA, kata2 ini selalu menjadi sugesti positif buatku :). Terkadang kita lupa kalau kita sendiri memang BUKAN WANITA BIASA, SUPERWOMAN! Haik! :p. coba deh, lakukan semua kegiatan dan kesibukanmu itu dengan menganggap/berimajinasi bahwa dirimu itu SUPERWOMAN, POWER RANGER, SAILORMOON, ataupun tokoh2 lainnya yang HEBAT, lalu mengatakan EVERYTHING IS UNDERCONTROL! Mungkin semuanya akan kelihatan lebih mudah dan kamu akan lebih bersemangat. Ambilah waktu untuk merenung, buka alam sadarmu, dan berikan dirimu sugesti positif. Di samping motivasi dari luar, motivasi dari dalam diri sendiri biasanya LEBIH AMPUH! Maka kamu akan benar2 menyadari bahwa kamu memang SPESIAL DAN LUAR BIASA.

Well, WE ARE A SIMPLE WOMAN but WONDERFUL :D. You must be proud about of you.

Utami Ramadhanti
Jatinangor, 29 Juni 2010
19.50 WIB