Tami Punya Karya

Tami Punya Karya. "Tulisan yang ada di sini semua adalah hasil inspirasi yang ditangkap lewat ANGIN dan SUARA HATI."

Minggu, 16 Januari 2011

Sang Pengelana

Senja itu gerimis. Di bawah selasar langit kita berdiri. Saat itu kau tinggalkan cinta di pelupuk mata, kau sematkan rindu di ujung waktu. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah. Aku tepekur. Bibirku kelu, tubuhku kaku. Semua beku. Enyah semua tapak tilas. Kau pergi. Aku berlari sampai ke tepi langit, jejakmu tak berbekas. Aku tak mengerti, tapi aku percaya kau. Kembalilah wahai pengelana, gerimis sudah reda, senja telah kembali lagi. Bawa kepingan senja kemarin, karena rasa ini masih abstrak. Semu.

Utami Ramadhanti
Januari 2011

Tentang Rentang

Terang

Petang

Matang

Takbir datang

Zikir lengang

Kanan kiri perang

Tak tenang

Iman dilelang

Prang!

Dentang

Dendang belalang sumbang

Kembali telentang

Tak pulang


Utami Ramadhanti

Januari 2011

Sabda Waktu

Pedang dalam perang

Penjara dalam penat

Topeng dalam tokoh

Diam-diam meredam

Mencuri angan

Tinggal mimpi atau mati

Ini sabda waktu

Sabda tuhan

tuhan bertuan

Ini sabda waktu

Sabda tuhan

Tuhan diikat tuhan

Kekal

Ini sabda waktu

Sabda tuhan

Tuhan takkan mati

Ini sabda waktu

Sabda Tuhan







Utami Ramadhanti

Januari 2011

Senin, 10 Januari 2011

Ini Tentang Cinta


“Ketika logika tak bisa menjelaskannya, mungkin hati bisa menjelaskannya. Atau aku perlu memadukan keduanya, agar kau semakin mengerti…”

-Tami

Ini sudah kesekian kalinya…

Ah, sudah kubilang pada diriku sendiri berulang-ulang, bahkan pada segelintir orang, bahwa aku wanita dibalik tirai senja, cukup mengerti saja. Jangan tanya ada apa dan mengapa! Aku kira mereka mengerti maksudku, tapi ternyata tidak cukup untuk dimengerti.

Takkan ada habis-habisnya jika kita membahas soal perasaan, terutama tentang CINTA. Sampai ke ujung dunia pun, bahkan sampai kau mati pun, cinta akan terus ada dan mengikutimu, bahkan kau sendiri adalah jelmaan dari cinta. Dahsyat sekali bukan persoalan cinta ini? :)

Cinta itu anugerah Tuhan yang paling indah. Pasti kita semua setuju dengan pernyataan ini. Tentu saja, karena cinta itu adalah dariNya dan akan kembali padaNya, bukankah itu berarti bahwa cinta itu suci? Bukankah itu berarti kita harus menjaga cinta dengan baik? Bukankah cinta itu sesuatu yang benar, baik, dan indah? Bukankah itu berarti kita tidak berhak menodainya? Jadi, tidak ada yang salah dengan CINTA, karena cinta akan baik-baik saja selamanya. Jangan pernah menyesal telah merasakan cinta (jatuh cinta) apalagi menyalahkan cinta, bukan cinta yang salah, bisa jadi kita sendiri yang tidak bisa mengelola hati (cinta) dengan baik, terkadang kita buta, mana yang cinta dan mana yang nafsu. Keduanya berbeda tipis sekali. Bisa jadi selama ini kita mencampuradukkan keduanya. ya, atas nama cinta yang dibayangin nafsu belaka.

Hah, menulis ini sebenarnya sedikit membuatku sesak. Tapi, biarkan kali ini hatiku yang merangkai kata, logikaku sedikit mengalah untuk persoalan sakral ini. Kali ini, izinkan aku menceritakan sedikit potongan cinta dalam hidupku :).

Dari rasa suka, kagum, sayang, kemudian CINTA.

Entahlah sekarang perasaanku berada di posisi mana. Mungkin pertengahan antara sayang dan cinta. Aku coba kembali ke perasaan yang lalu, dimana perasaan itu berawal. Mencoba mengoreksi, apakah terselip nafsu di dalamnya. Biarkan aku menjawabnya di dalam hati.

Memendam perasaan itu menyesakkan hati. Aku yakin kau juga pernah merasakannya. Memendam perasaan itu membuatmu menjadi “sakit”. Memendam perasaan itu membuatmu merasa “kalah”. Sadarkah, kau telah dibunuh oleh bom waktu! Waktu memang suatu saat akan mengobati rasa “sakitmu” itu, tapi dia juga menertawakanmu. kali ini aku katakan padamu, jangan pernah mau dikalahkan oleh waktu sedetik pun, kau harus bisa menatap waktu dengan mata elangmu, karena setiap detik, ada makna yang tersimpan.

Jika memendam perasaan membuatmu merasa “kalah” dan “sakit”, lalu kenapa kau tidak mengatakan isi hatimu yang sebenarnya? Atau bagimu hal itu terlihat konyol dan impulsif? Mmm… Tidak bagiku. Karena semua tergantung bagaimana kita menyampaikan dan menyikapinya, tergantung bagaimana kau merangkai katanya, dan tentu tergantung dari niatmu. Ini hanya masalah sederhana.

Kau tahu, aku menjelaskan semua padanya dengan berbagai cara, bertahun-tahun! Aku tidak menuntut agar dia menjadi milikku, aku tidak meminta dia membalas semua caraku dengan cara yang sama, sama sekali TIDAK! Aku hanya ingin dia tahu dan mengerti bahwa aku “ADA”, bahwa aku selama ini berusaha mengerti dan memahaminya. Itu saja, tidak lebih. Sederhana bukan? Aku rasa itu cukup untuk menurunkan tingkat rasa sesak di hati menjadi lega.

Dan sampai akhirnya, klimaks dari segala rasa. Dia mengerti semua. Mengerti apa yang aku rasakan. Menghargai apa yang aku rasakan. Hanya melalui kata-kata sederhana, melalui imajinasi sederhana. Dan itu puncak rasa terlelahku. Dan benar-benar habis kata-kataku untuknya. Akhirnya dia mengerti, walaupun tidak ada perubahan yang berarti. Tapi, dia tetap menghargaiku sebagai seorang wanita. Wanita dibalik tirai senja, yang baginya cukup dimengerti saja tanpa bertanya ada apa dan mengapa.

Aku tidak mengungkapkan perasaanku secara gamblang padanya, tidak. Ah, ayolah kita sudah mulai dewasa. Kita punya cara tersendiri untuk mengungkapkannya dengan baik dan anggun. Aku tidak merasa bahwa hal yang kulakukan adalah sesuatu yang bodoh dan aku tidak merasa menyesal telah melakukannya. Justru akan lebih bodoh rasanya berdiam diri dengan terus memendam perasaan yang menyesakkan hati tanpa ada jalan keluarnya. Aku yakin wanita tegas, dewasa, dan cerdas takkan berdiam diri jika sudah terjerat persoalan hati. Aku tidak pernah menyesal telah memendam rasa itu dan melakukan hal-hal “gila” untuknya. karena cinta itu bukan logika saja, cinta itu juga bukan perasaan saja, cinta itu perpaduan antara logika dan hati (Perasaan). Jadi, tak heran jika kau terkadang melakukan hal “gila” untuk orang yang kau cintai. Itu wajar! Untuk apa disesali, karena memang itu skenario hidupku dan menjadi bab dalam cerita hidupku. Aku bahagia bisa merasakan dan mengalaminya. Bukan cinta namannya jika kau belum melakukan hal “gila” untuknya :)

Akhirnya, aku kembalikan rasa itu padaNya, aku terlalu lelah menggemgamnya sendirian dengan erat, toh rasa ini milikMu dan kembali padaMu. Aku tidak terobsesi bahwa dia kelak menjadi jodohku dengan segala “perjuangan gila” yang telah kulakukan, tidak. Itu hanya upaya kecilku yang belum seberapa untuk menunjukkan padaNya bahwa aku sedang berusaha. Jodoh itu di Tangan Tuhan, namun Tuhan tidak akan mengirimkannya jika kita sendiri hanya berdiam diri.

Wanita mengungkapkan perasaan pada lelaki? Tabu? Tidak! sudah kubilang berulang-ulang jelaskan perasaanmu itu lewat caramu sendiri dengan baik dan anggun! Katakan dengan tegas.

Ya, cinta memang tak harus memiliki. Walaupun cinta memang tak harus memiliki, tapi kau punya hak untuk mengungkapkan perasaanmu. Ungkapkan seperti kau sayang pada orang tua, adik, kakak, temanmu. Ini hanya persoalan sederhana. Kau pasti punya banyak cara untuk mencintai seseorang bukan? Ungkapkanlah, karena cinta itu kebaikan, kebahagiaan, dan keindahan. Sekali lagi, cinta itu suci, kau harus tetap menjaga makna kesucian itu.

Satu hal, jangan mencintai untuk dicintai. Karena itu akan meninggalkan jejak yang tak tertilas. Cintailah Tuhanmu, cintailah dirimu, cintailah semua orang dengan hatimu. Maka cinta akan datang padamu dengan bijaksana dan sederhana. Cintailah untuk mencintai. Agar tidak ada rasa sesak yang tertinggal.

"Aku tidak mengekangmu dalam hatiku, karena itu bukan cinta. Aku hanya membebaskan rasa untuk keluar dari hati dan pikiran, agar ia bisa merasakan cinta yang sebenarnya. Aku bahagia melihatmu bahagia. Dan itu tidak menyiksaku."



Utami Ramadhanti

Jambi, 10 Januari 2011

11.00 WIB

Sabtu, 08 Januari 2011

Kamu Sepenuhnya Kamu

“Sesungguhnya kita itu LUAR BIASA! Terkadang kita tidak sadar bagaimana Tuhan membuat kita menjadi sosok yang LUAR BIASA. Tuhan mempunyai banyak cara dan masing-masing cara berbeda satu dengan yang lainnya. Kita hanya perlu membuka mata dan hati untuk membaca dan merasakannya.”
-Tami

Setiap kita, mempunyai kehidupan masing-masing. Dan kita juga tahu, bahwa hidup ini adalah sebuah rangkaian masalah. Tidak naïf, bahwa kita sangat membutuhkan masalah untuk tetap bertahan hidup! Karena masalah mendewasakan kita dalam berbagai hal.

Memang, tak jarang kita sering mengeluh, menangisi, menyesali suatu masalah! Tapi, lelah terhadap masalah itu ternyata hanya sementara bukan? Tak perlu dijelaskan lagi, bahwa hidup ini seperti hujan badai yang setelah itu meninggalkan pelangi di langit.

Coba deh ingat-ingat lagi masalah yang paling berat yang pernah kamu hadapi selama hidup ini. Ingat, bagaimana kamu menyikapi masalah tersebut? Bagaimana kamu memecahkan masalah tesebut?

Mmm, mungkin pada awalnya kita akan merasa down. Mengeluh, menangis, menyesali, marah, dan lain sebagainya. Padahal, dibalik suatu masalah ada energi yang luar biasa yang sedang mengukir dan membentuk diri kita agar menjadi lebih anggun dan tangguh! Awalnya memang terasa sakit, tapi akhirnya akan terasa manis. Tinggal bagaimana kita menyikapi masalah tersebut, karena apapun yang terjadi pada kita, sesunnguhnya semua berada pada tanggung jawab diri kita. Kamu memilih untuk tetap bahagia ketika ada masalah atau sebaliknya.

Tidak ada yang sia-sia di muka bumi ini, termasuk apa yang Allah berikan pada kita. Ketika Allah memberikan kita banyak masalah dalam hidup, bukan berarti Allah tidak sayang pada kita, bukan berarti kita makhluk yang sangat berdosa, bukan berarti Allah pilih kasih. Allah hanya ingin mengukir dan membentuk diri kita agar menjadi lebih indah lewat masalah-masalah itu, Allah hanya ingin kita lebih dekat denganNya, Allah hanya ingin kita lebih berhati-hati. Allah sangat sayang pada kita.

Masalah itu adalah suatu anugerah bukan? Kau tahu, ketika Allah memberikan satu masalah, dua masalah, tiga masalah, dan seterusnya, sesungguhnya Dia mendidik kita agar menjadi sosok yang LUAR BIASA. Tidak semua orang menghadapi masalah yang sedang kita hadapi, karena Allah hanya memberikan gelar LUAR BIASA itu hanya kepada orang-orang yang bisa menyikapi masalahnya dengan baik. Kita semua memang punya masalah, namun tidak semua orang bisa menjadi LUAR BIASA! Tinggal pilih, ingin menjadi manusia statis atau dinamis, ingin menjadi biasa atau luar biasa. Masing-masing kita tahu mana yang terbaik untuk kita, tinggal bagaimana menzakatkan potensi kita untuk menyikapi suatu masalah.

Dan perlu diingat, bahwa hidup ini SEBAB-AKIBAT! Masalah yang sedang kita hadapi bisa jadi adalah refleksi perbuatan kita di masa lalu. Baik buruknya perilaku kita sekarang merupakan benih yang pada episode berikutnya akan kita semai sebagai hasilnya. Jadi, jangan pernah merasa lagi bahwa hidup ini tidak adil, HIDUP INI ADIL TEMAN! Semuanya berantai. Kita hanya tidak sadar dan kurang peka terhadap rantaian hidup ini. Jadi, teruslah berbuatlah kebaikan, karena semuanya akan kembali pada diri kita sendiri juga :)

So, Life is never FLAT! You must facing it and just enjoy it! Tua itu pasti, namun bagaimana cara kita menikmati hidup ada pada diri kita sendiri.

“Ketika ada suatu masalah yang sedang kau hadapi, cobalah keluar rumah sebentar. Berjalan sendiri ke suatu tempat, menikmati perjalanan, menjumpai dan menyapa orang-orang yang tak kau kenal, cobalah berbincang dengan mereka walaupun hanya sekedar basa-basi. Biasanya inspirasi hidup datang dari mereka yang tidak kita kenal. Atau, cobalah mendengarkan keluh kesah sahabatmu yang sedang ada masalah juga, dengarkan ia dengan baik. Maka kau akan merasa, bahwa kau bukan satu-satunya manusia yang mempunyai masalah di dunia ini, bahkan kau mungkin akan lebih bersyukur, bahwa masalahmu tidak lebih berat darinya. Tanpa mengeluhkan masalahmu padanya pun, dengan mendengarkan masalahnya saja pun, kau sudah merasa terobati dari masalahmu. Masalah itu memang selalu ada, bahkan masalah itu bagian dari diri kita, namun masalah itu bisa menjadi tak ada, bila kau menganggapnya tak ada, karena kau bisa menciptakan Suasana bahagia dalam masalahmu, kebahagiaan itu milikmu dan ada dalam dirimu, ciptakanlah kapanpun kau mau.”

SELAMAT BERLIBUR!
Lupakan sejenak kepenatan hidup.

Utami Ramadhanti
Jambi, 04 Januari 2010

LIDAH

Tangan
Kaki
Mata
Telinga
Tak ada geming ketika malam
Tangan
Kaki
Mata
Telinga
Mulai meliuk
Angin pagi menggeliat
Lidah bungkam
Meredam
Tangan
Kaki
Mata
Telinga
Resah
Fajar mengintip
Tangan
Kaki
Mata
Telinga
Detak nadi semakin kencang
Tangan
Kaki
Mata
Telinga
Berzikir
Lidah terusik
Tangan
Kaki
Mata
Telinga
berbisik
Nadiku nadimu
Tangan
Kaki
Mata
Telinga
Terus berzikir
Enggan pada lidah
Enggan pada empunya
Pasrah

Utami Ramadhanti
Jambi, 07 Januari 2010
16.00 WIB